Sabtu, 01 Maret 2014

PEMAKSIMALAN HASIL BELAJAR-MENGAJAR DENGAN HYPOTERAPI



1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hipnotis adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh sugesti terhadap pikiran manusia. hipnotis disebut "hypnosis" atau "hypnotism" yang berasal kata "hypnos", nama dewa  tidur dalam mitologi Yunani Kuno. “Sedangkan sugesti merupakan proses dimana individu menerima suatu pandangan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa krititer terlabih dahulu” (gerungan, 2004:65). Hipnotis banyak dikenal orang saat ini sebagai sarana hiburan saja. Namun  sesungguhnya banyak pengembangan hipnotis yang telah dikembangkan oleh para ahli hipnotis. Sebut saja dalam bidang kesehatan (pengobatan) dan yang baru-baru ini muncul adalah dalam bidang pendidikan.
Dari tahun ke tahun, Indonesia mengalami penurunan tingkat kecerdasan sumber daya manusianya. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang pesat, sehingga peserta didik lebih asik bermain game daripada belajar. oleh karena itu, banyak dari kaum guru yang terus memutar otak agar dapat menciptakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil dari proses belajar-mengajar. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan belajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan menurut Briggs (1977) “media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya”. Kemudian menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa “media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras”.
            Pengembangan hiopnotis dalam bidang pendidikan adalah dengan ditemukannya media pembelajaran menggunakan hipnoterapi. Metode ini disebut Hynoteaching. Meskipun di Indonesia belum banyak yang menggunakan media pembelajaran ini, tetapi hypnoteaching telah terbukti efektif dalam mengoptimalkan kegiatan belajar-mengajar.
Dalam sebuah jurnal di newscientist.com, John Gruzelier, seorang psikolog dari Imperial College di London melakukan riset menggunakan FMRI, sebuah alat untuk mengetahui aktivitas otak. Dia menemukan bahwa seseorang yang berada dalam keadaan terhipnosis, aktivitas didalam otaknya meningkat. Khususnya dibagian otak yang berpengaruh terhadap proses berpikir tingkat tinggi dan prilaku. Sehingga cara hipnotis sangat baik untuk dilakukan dalam ranah pendidikan.
           
            Dan juga menurut Ridwan Sank dalam sebuah seminar, Hypnoteaching dapat meningkatkan kreativitas, kepercayaan diri, empati dan sugesti positif dari seorang guru. Metode ini didasari penggunaan ilmu NLP (Neuro Linguistic Programming, bahasa pemrograman pikiran) dan aplikasi langsung hypnotherapy yang sudah sangat terkenal di Amerika dan Eropa, yang juga meningkatkan kemampuan untuk membina hubungan dengan dengan orang lain. Dengan menduplikat aplikasi yang sudah diterapkan di Amerika dan Eropa, pengajar Indonesiapun kini sudah sedikit demi sedikit mempraktikan hypnoteaching, guna meningkatkan kemampuan siswanya.
            Dalam proses belajar mengajar, perbedaan yang dirasakan siswa ketika metode hypnoteaching ini diterapkan antara lain: meningkatnya kemampuan konsentrasi, percaya diri, kedisiplinan, dan keorganisasian. Banyak manfaat lain dari hypnoteaching, salah satunya adalah proses belajar-mengajar lebih dinamis dan interaktif. Dengan metode ini, guru dapat menciptakan suasana yang aktif untuk semua siswa, sehingga materi yang diberikan sampai kepada semua siswa secara menyeluruh. Hypnoteaching dapat diterapkan pada siswa dari semua jenjang pendidikan, termasuk mahasiswa. Dengan begitu, tidak hanya di sekolah saja yang menggunakan media pembelajaran ini, namun juga diperguruan tinggi. Alasanya hanya satu, untuk mengoptimalkan hasil proses belajar-mengajar guna memperbaiki kualitas sumber manusia bangsa yang kini terus menurun. 



1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini akan diuraikan sebagai berikut sebagai berikut:
1.    Bagaimana sebenarnya Hipnotis itu?
2.    Bagaimana hypnoteaching memaksimalkan hasil belajar-mengajar?
3.    Bagaimana cara pelaksanaan metode pembelajaran hypnoteaching?


1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1.    Mendeskripsikan bagaimana hipnotis itu.
2.    Mendeskripsikan bagaimana hypnoteaching dapat memaksimalkan hasil belajar-mengajar.
3.    Mendeskripsikan cara pelaksanaan metode pembelajaran hypnoteaching.


2. Pembahasan
2.1 Definisi Hipnotis
            Kata hipnotis memang banyak didengar dalam keseharian. Namun, banyak yang selalu berfikir tentang hipnotis yang biasanya ada dalam layar kaca. Pada mulanya perkembangan hipnotis pertama kali bukanlah untuk hiburan seperti yang dikenal saat ini, melainkan untuk pengobatan. Banyak sumber yang mengatakan tentang sejarah hipnotis ini, Namun tidak ada yang mengetahui secara pasti awal mula perkembangan hipnotis. Menurut sebuah sumber, salah satu sumber yang mencatat awal mula hipnotis adalah catatan tertua oleh Ebers Papyrus yang menjelaskan tentang cara pengobatan mesir kuno pada tahun 1552 SM. Dalam cacatan itu diceritakan ada sebuah kuil tempat pengobatan yang bernama “Kuil Tidur”, pada kuil tersebut, para pendeta mengobati pasiennya dengan cara menempelkan tangan ke kepala pasien sambil membacakan sugesti penyembuhan. Dan para pendeta tersebut dinyakini oleh masyarakat setempat pada masa itu memiliki kekuatan magis.
            Sesungguhnya hipnotis bukanlah hal-hal magis yang berhubungan dengan hal negatif. Hipnotis sendiri adalah sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah, bahkan secara logis. Hipnotis mempunyai manfaat besar dalam kehidupan ini, baik bagi kesehatan fisik, psikologi, dan hal-hal yang menyangkut patologi sosial (ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap sakit). Di negara-negara maju, hipnotis berkembang pesat dan dimanfaatkan secara positif. Alasan mengapa hipnotis sangat berkembang pesat di dunia barat adalah karena masyarakatnya sudah mengetahui pasti apa itu hipnotis. tidak seperti di Indonesia yang masyarakatnya masih sering menyangkutpautkan hipnotis dengan kejahatan, pelet, dan hal lain yang bersifat mistis.
            Hipnotis sendiri adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur, Namun kerja otak berfungsi baik dan dapat menerima sugesti dari luar, dan hal ini dapat dilakukan pada seseorang secara sengaja. Hipnotis juga merupakan teknik untuk mempengaruhi orang lain agar masuk ke dalam kondisi bawah sadar (trance), seperti pada atraksi kuda lumping. Jadi, “hipnotis merupakan suatu fenomena yang menyebabkan seseorang tidur secara buatan, yang mengakibatkan sang korban secara tidak normal dapat terbuka untuk mengikuti saran/sugesti”         Kamus Katolik Modern dalam Hajar (2011:33). Saat seseorang dihipnotis, orang itu akan menerima semua sugesti tanpa perlawanan. Hipnotis juga dianggap sebagai seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang. Dalam hipnotis dikenal kata induksi. Induksi adalah memasukkan sugesti dalam alam bawah sadar. Terdapat beberapa teknik dasar induksi hipnotis yang populer digunakan, yaitu;
a.       Teknik Eye Fixation (Fiksasi Mata)
Teknik fiksasi mata menyarankan kepada suyet untuk terus berkonsentrasi pada sebuah objek benda. Dengan fokus pada objek tersebut, maka mata suyet akan lelah karena pada dasarnya teknik ini memanfaatkan kebosanan pada pikiran sadar dan lengah.
b.      Teknik Relaxation Or Fatigue Of Nervous System (Relaksasi Atau Kelalahan Sistem Saraf)
Pada teknik ini suyet diminta untuk merilekskan seluruh tubuhnya, mulai dari kepala, bahu, tangan, kaki, hingga ujung kaki, sehingga tubuh akan benar-benar rileks.
c.       Teknik Mental Confusion (Membingungkan Pikiran)
Teknik mental confusion memanfaatkan kebingungan pada pikian sadar suyet, sehingga pikiran sadarnya lenngah dan ia masuk dalam kondiri trance.
d.      Teknik Mental Misdirection (Menyesatkan Pikiran)
Pada teknik ini, suyet diminta untuk menggerakkan mata ke atas, ke arah ubun-ubun, dalam keadaan terpejam dan disugestikan bahwa mata suyet terkunci rapat.
e.       Teknik Loss Of Equilibrium (Kehilangan Keseimbangan)
Teknik loss of equilibrium merupakan teknik induksi dengan cara menggoyang-goyangkan tubuh suyet agar masuk dalam keadaan trance. Setelah tubuh suyet rileks berikan sugesti agar suyet tertidur.
f.        Teknik Shock To Nervous Sistem (Kejutan Pada Sistem Saraf)
Teknik ini memanfaatkan kejutan untuk membuat suyet masuk dalam keadaan trance. Kejutan diyakini dapat membuat gerbang pikiran bawah sadar terbuka sementara.
Hal ini didukung oleh pernyataan Hajar (2011: 42-44) bahwa Terdapat enam teknik induksi yang populer digunakan, yaitu; teknik eye fixation (fiksasi mata), teknik relaxation or fatigue of nervous system (relaksasi atau kelalahan sistem saraf), teknik mental confusion (membingungkan pikiran), teknik mental misdirection (menyesatkan pikiran), dan teknik loss of equilibrium (kehilangan keseimbangan). Dengan berbagai teknik ini, hypnotherapist (orang yang menghipnotis) mempunyai banyak pilihan untuk dapat menghipnotis suyet.         

Karena alam bawah sadar setiap suyet berbeda, dalam melakukan hipnotis, terkadang suyet sangat sulit untuk diberikan induksi. Hal ini disebabkan karena pikiran suyet belum sepenuhnya fokus untuk mengikuti sugesti yang diberikan hypnoterapist. Jika hal semacam itu terjadi, ulangin lagi sugesti yang diberikan dan gunakan teknik induksi lain.
Dalam dunia baru saat ini, hipnotis tidak hanya dilakukan untuk hiburan, melainkan untuk kesehatan dan pendidikan. Dalam bidang kesehatan hipnotis sebenarnya tidak asing lagi. Hal ini terbukti dengan sejarah yang menyebutkan bahwa seorang raja mesir yang bernama Pyrrhus, Kaisar Vespasian, Francis I dari Prancis dan para bangsawan Prancis lainnya sampai Charles X ternyata juga mempraktikkan cara pengobatan yang intinya memberi sugesti kepada pasien untuk sembuh. Dan pada sebuah dinding kuil di India juga digambarkan suatu proses pengobatan pada saat pasien dalam kondisi trance yang dicapai melalui suatu tarian atau gerakan-gerakan monoton dalam acara ritual penyembuhan.
 Dalam bidang kesehatan dan pendidikan yang paling banyak disinggung adalah hipnoterapi. Hipnoterapi atau dalam istilah asingnya Hypnotherapy merupakan bagian dari ilmu psikologi yang memanfaatkan pikiran bawah sadar untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan pikiran, perasaan dan tingkah laku. Teknik hypnotherapy pada dasarnya adalah teknik komunikasi, jadi jauh dari unsur mistik. Dalam proses hypnotherapy, suyet diarahkan untuk masuk kedalam kondisi trance (relaksasi pikiran) sehingga klien lebih relaks, fokus dan sugestif menerima sugesti yang diberikan oleh hypnotherapist. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan hipnotis. Nama lain dari teknik hipnoterapi yang digunakan untuk bidang pendidikan adalah hypnoteaching, yang berarti pembelajaran menggunakan metode hipnotis atau hipnoterapi. Hypnoteaching kini telah menjadi sebuah metode pembelajaran baru yang patut dikembangkan guna memaksimalkan hasil proses belajar-mengajar yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas.


2.2 Hypnoteaching dalam Memaksimalkan Hasil Belajar-Mengajar
Hipnotis tidak hanya berguna dalam mengatasi permasalahan yang menyangkut fisik mupun psikis, melainkan juga bisa dimanfaatkan dalam upaya mengoptimalkan kegiatan belajar-mengajar. Hipnotis jenis ini biasa disebut dengan hypnoteaching. Hypnoteaching adalah metode pembelajaran terbaru yang menggunakan kekuatan sugesti agar para siswa menjadi lebih cerdas.
            Dalam sebuah jurnal di newscientist.com, John Gruzelier, seorang psikolog dari Imperial College di London melakukan riset menggunakan FMRI, sebuah alat untuk mengetahui aktivitas otak. Dia menemukan bahwa seseorang yang berada dalam keadaan terhipnosis, aktivitas didalam otaknya meningkat. Khususnya dibagian otak yang berpengaruh terhadap proses berpikir tingkat tinggi dan prilaku. Dia menyebutkan bahwa manusia mampu melakukan hal-hal yang dia sendiri tidak berani memimpikannya. Sehingga hipnosis sangat berdampak dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja. Hipnosis dalam aktivitas keseharian, sebetulnya kerap kita alami. Namun, seringkali kita tak sadar, bahwa apa yang sudah kita alami adalah serangkaian kegiatan hipnotis dalam keadaan sadar. Peristiwa sederhana berikut sejatinya adalah hipnotis, hal ini sering terjadi didalam kelas tatkala guru meminta semua siswa untuk diam dan semua mahasiswa lalu diam, kelas pun hening. Pada saat itulah para siswa telah terhipnotis oleh guru. Begitu pula ketika guru memberikan lelucon dan para siswa tertawa, sejatinya mereka telah terhipnotis oleh gurunya.
Alasan pentingnya hypnoteaching adalah kenyataan bahwa selama ini guru terlalu membuat siswa merasa teramcam. Maksud dari terancam disini adalah guru memberikan cara-cara yang tegas untuk membuat siswa patuh terhadapnya. Sehingga siswapun menjadi takut untuk berinteraksi dengan guru. Padahal keaktifan dikelas akan terjadi jika murid merasa nyaman terhadap guru. Bayangkan saja, jika seorang guru menjadi momok menakutkan bagi pada siswa, pastilah siswa akan diam saat pelajaran berlangsung karena mereka terlalu takut untuk mengatakan aspirasinya.
Selain itu alasan lain pentingnya hypnoteaching adalah dapat memotivasi guru untuk menjadi sosok teladan bagi para siswa, sehingga setiap hari guru akan selalu memberikan kata-kata positif kepada siswa. Metode hypnoteaching terbukti mampu menciptakan kelas yang menyenangkan bagi para siswa. Dan hypnoteaching ini bisa diterapkan pada pendidikan formal maupun nonformal. Pada dasarnya, hypnoteaching akan mengubah persepsi para siswa terhadap guru yang mengajar, yakni bahwa guru adalah seorang pelindung, bukan seorang yang patut ditakuti. Suasana yang akrab dan menyenangkan akan memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan. Saat ini, sangat sulit mendapatkan suasana kelas yang menyenangkan dan aktif. Kebanyakan saat pelajaran formal siswa mengantuk, tegang, dan cenderung merasa bosan.
Dalam hypnoteaching, seorang guru dianggap sebagai motivator, fasilitator, dan konselor oleh siswa-siswanya. Hal ini akan menjadikan suasa belajar-mengajar lebih baik dan kondusif.
Adapun beberapa kelebihan hypnoteaching dalam kegiatan belajar-mengajar untuk meningkatkan hasil proses belajar-mengajar adalah:
1.      Proses belajar-mengajar lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara guru dan siswanya.
2.      Siswa berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Tidak semua guru menyadari bahwa setiap murid memiliki pemikiran yang berbeda tentang suatu hal. Bahkan banyak guru yang menerapkan sistem belajar yang sama untuk semua siswa. Dengan metode ini guru juga sebagai konselor. Sehingga guru harus mengetahui siapa yang perlu untuk dibimbing lebih lanjut atau yang tidak.
3.      Siswa dapat dengan mudah menguasai materi karena lebih termotivasi untuk belajar. Dengan sugesti yang diberikan oleh guru, siswa akan termotivasi untuk belajar.
4.      Pembelajaran bersifat aktif karena guru bukan menempatkan diri sebagai seorang yang selalu benar, melainkan seorang yang mengajak berfikir bersama.
5.      Pemantauan terhadap siswa lebih intensif. Dengan metode ini, guru dituntut untuk mengenali siswanya. Bukan hanya dalam pembelajaran saja melainkan untuk hal-hal diluar pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat memantau apa saja yang siswa perlukan dikelas.
6.      Siswa dapat berimajinasi dan berfikir kreatif karena guru tidak mengurung pemikiran siswa dalam sebuah sangkar. Melainkan melepaskan pemikiran siswa hingga siswa menemukan jawabannya sendiri.
7.      Dengan metode ini, siswa yang sulit diatur akan lebih bersikap baik, sehingga tidak mengganggu teman-teman yang lain.
8.      Dengan suasana menyenangkan yang diciptakan oleh guru, siswa akan berkonsentrasi penuh terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
9.      Proses pembelajaran dalam hypnoteaching lebih beragam karena hypnoteaching menggabungkan semua metode pembelajaran. Dengan game, tanya jawab, sharing , dan lain-lain.

10.  Meningkatnya rasa kedisiplinan, dan keorganisasian siswa. Dengan metode ini, siswa akan diberikan tanggung jawab sendiri untuk belajar, sehingga siswa dapat mengasah kedisiplinannya. Dan juga siswa akan aktif dalam kelas sehingga akan membentuk sikap keorganisasian yang tinggi.
Hypnoteaching memiliki banyak kelebihan, namun metode ini juga memiliki hambatan. Adapun hambatan yang dalam pelaksanaan metode hypnoteaching ini diantaranya sebagai berikut:
1.      Metode Hypnoteaching belum banyak digunakan oleh para pendidik di Indonesia, sehingga penggunaan metode ini justru dianggap sebagai hal yang negatif.
2.      Kurangnya sarana dan prasarana yang ada disekolah untuk menunjang pelaksanaan metode hypnoteaching. Hal ini karena hypnteaching masih metode yang masih dibilang baru sehingga pemerintah masih belum memberikan sarana dan prasarana untuk sekolah.
3.      Jumlah siswa dikelas yang terlalu banyak dan waktu yang sedikit menyulitkan guru untuk memberi perhatian kepada siswa satu per satu. Hal ini mengurangi kemampuan guru untuk menguasai kelas.
4.      Acuhnya masyarakat dengan keberadaan metode-metode terbaru dalam pendidikan. Walaupun metode hypnoteaching sudah terbukti efektif untuk mengoptimalkan hasil belajar-mengajar, jika tidak ada dukungan dari masyarakat metode ini bisa saja hanya menjadi angin lalu.
5.      Proses untuk melakukan metode hypnoteaching bukan sesuatu yang instan. Butuh beberapa tahap agar metode ini dapat dilaksanakan secara maksimal.
Pernyataan ini didukung oleh pernyataan Hajar (2011: 83-84) bahwa hambatan untuk menerapkan metode hypnoteaching diantara adalah metode hypnoteaching belum banyak digunakan oleh para pendidik Indonesia, banyaknya siswa yang ada dalan kelas, perlu pembelajaran agar pendidik bisa melakukan hypnoteaching, biaya untuk melakukan metode hypnoteaching terlalu tinggi, kurangnya tenaga guru yang berminat untuk melakukan metode ini, kurangnya sarana dan prasarana sekolah, dan kebanyakan siswa masih pasif pada kegiatan belajar-mengajar.

Semua hambatan tersebut sebenarnya mampu untuk diminimalisir jika semua pihak saling mendukung. Contohnya saja persepsi masyarakat Indonesia yang terlanjur menganggap hipnotis adalah hal yang negatif. Jika saja masyarakat Indonesia lebih membuka pikiran untuk hal-hal yang baru, bukan tidak mungkin, hypnoteacing akan menjadi metode pendidikan yang mampu meningkatkan kecerdasan sumber daya manusia Indonesia.


2.3 Cara Pelaksanaan Metode Pembelajaran Hypnoteaching
Untuk menerapkan metode pembelajaran ini pastilah guru yang harus menguasai seluruh aspek dalam pembelajaran, dengan begitu proses belajar-mengajar dengan hypnoteaching dapat dilaksanakan dengan baik. Guru dapat melatih diri untuk dapat melakukannya. Langkah-langkah yang dapat ditempuh agar dapat menerapkan metode hypnoteaching adalah:
1.      Biasakanlah mengucapkan lafal-lafal dengan fasih. Maksudnya, guru tidak boleh ragu dalam bertutur kata. Apalagi salah mengungkapkan informasi yang akan disampaikan. Saat guru ragu dalam bertutur kata, konsentrasi pada siswa akan berkurang, dan malah memikirkan apa yang guru hendak katakan. Itu akan membuat para siswa merasa bingung.
2.      Belajar menggunakan intonasi yang bervariasi. Sehingga siswa menikmati setiap hal yang guru katakan. Dalam kondisi tertentu, guru menggunakan intonasi yang lebih tinggi dari biasanya. Bisa juga guru menggunakan intonasi yang berada dibawah standar, misalnya berbisik. Keterampilan ini juga harus diimbangi dengan penjiwaan guru.
3.      Menghilangkan penggunaan kata jeda seperti “e…”, “emb…”, dan sejenisnya. Kata-kata tersebut keluar karena guru belum menguasai konsep secara sempurna. Jika guru menggunakan kata jeda tersebut, informasi yang akan diberikan guru tidak akan diterima siswa secara sempurna. Kebiasaan buruk ini dapat dihilangkan dengan cara berlatih secara kontinu, dan memahami konsep yang akan disampaikan dengan baik.
4.      Biasakan menggunakan kata-kata motivasi kepada siswa, karena kata-kata tersebut dapat sangat membantu siswa untuk mengikuti apa yang guru inginkan.

Selain ditunjang oleh tenaga guru untuk memaksimalkan keberhasilan metode ini, salah satu unsur hipnotis dalam proses pembelajaran adalah menggunakan alat peraga atau mengeluarkan ekspresi diri. salah satu contohnya adalah dengan menggunakan teknik cerita dan kisah tentang orang-orang sukses sebagai upaya untuk memotivasi siswa. Dan juga ingatkan para siswa untuk menemukan motivasinya sendiri.
Metode dalam hypnoteaching tidak bisa langsung diterapkan oleh semua guru. Guru harus memiliki keterampilan untuk menghipnotis siswa dengan benar agar hasilnya memuaskan.
Adapun beberapa metode dalam pembelajaran hypnoteaching menurut Hajar (2011: 119-120) adalah:
1.      Semua siswa dipersilahkan duduk dengan rileks.
2.      Kosongkan pikiran untuk sesaat.
3.      Tarik napas panjang melalui hidung, lalu hembuskan lewat mulut.
4.      Lakukan secara berulang dengan pernapasan yang teratur.
5.      Berikan sugesti pada setiap tarikan napas supaya badan terasa rileks.
6.      Lakukan terus-menerus dan berulang, kata-kata sugesti yang akan membuat suyet nyenyak dan tertidur.
7.      Perhatikan posisi kepala dari semua suyet. Bagi yang sudah tertidur, akan tampak tertunduk atau leher tidak mampu menahan beratnya kepala.
8.      Selanjutnya, berikan sugesti positif, seperti fokus pada pikiran, peka terhadap pendengaran, fresh otak dan pikiran, serta kenyamanan pada seluruh badan.
9.      Jika dirasa cukup, bangunkan suyet secara bertahap dengan melakukan hitungan 1 sampai 10. Maka pada hitungan 10, semua suyet akan tersadar dalam kondisi segar bugar.

Adapun inti dari hypnoteaching adalah seni mempengaruhi para siswa agar terhipnotis dengan apa yang guru perintahkan. Sehingga mereka mau dan mampu menerima pesan guru dengan senang hati, serta menimbulkan keinginan untuk melakukannya. Pesan guru yang dimaksud disini adalah dalam hal belajar. Saat melakukan hipnotis, guru akan memberikan sugesti agar para siswanya termotivasi untuk belajar, guru juga akan memberikan pesan supaya para siswa dapat bersikap lebih baik.
Hypnoteaching hanyalah salah satu dari beberapa metode yang sedang berkembang ranah pendidikan Indonesia. Namun efektivitas dan efisiensinya tergantung pada semua komponen, yaitu objek, pelaku, situasi, dan kondisi pembelajaran. Oleh karena itu, sebelum menerapkan metode pembelajaran ini, guru hendaknya menganalisi terlebih dahulu terhadap semua daya dukung yang mampu membantu terlaksanya metode ini.


3. Penutup
3.1 Simpulan
Hypnoteaching adalah suatu proses pembelajaran dengan ilmu hipnotis yang lebih menitik beratkan pada pemberian sugesti positif dari guru ke siswa dan siswa ke dirinya sendiri. Sugesti positif ini, nantinya akan mendorong pikiran bawah sadar siswa supaya mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya pada saat pembelajaran dikelas.
Kelebihan dari pembelajaran hypnoteaching adalah proses belajar mengajar yang lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik, peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. Proses pemberian keterampilan banyak diberikan disini, proses pembelajarannya lebih beragam, peserta didik dapat dengan mudah menguasai materi karena termotivasi lebih untuk belajar, pembelajaran bersifat aktif, pemantauan terhadap peserta didik lebih intensif, peserta didik lebih dapat berimajinasi dan berfikir kreatif, peserta didik akan melakukan pembelajaran dengan senang hati, daya serapnya lebih cepat dan lebih bertahan lama karena peserta didik tidak menghafal, perhatian peserta didik akan tersedot penuh terhadap materi, serta rasa percaya diri, disiplin dan keorganisasian peserta didik akan meningkat.
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran hypnoteaching adalah metode ini belum banyak digunakan oleh para pendidik di Indonesia, banyaknya peserta didik yang ada disebuah kelas menyebabkan kurangnya waktu dari pendidik untuk memberi perhatian satu per satu peserta didiknya, perlu pembelajaran agar pendidik bisa melakukan hypnoteaching, tidak semua pendidik menguasai metode ini, dan kurangnya sarana dan prasarana yang ada disekolah.
Hypnoteaching merupakan suatu cara untuk mengondisikan siswa di awal pembelajaran agar siswa siap dan termotivasi untuk belajar. cara-cara agar guru dapat mengkondisikan siswa agar siswa siap dan termotivasi untuk belajar adalah dengan membiasakan mengucapkan lafal-lafal dengan fasih, menggunakan intonasi yang bervariasi, menghilangkan penggunaan kata jeda seperti “e…”, “emb…”, dan sejenisnya, serta membiasakan diri untuk menggunakan kata-kata motivasi kepada siswa.
                        Adapun inti dari hypnoteaching adalah seni mempengaruhi para siswa agar terhipnotis dengan apa yang guru perintahkan. Sehingga mereka mau dan mampu menerima pesan guru dengan senang hati, serta menimbulkan keinginan untuk melakukannya.
Hypnoteaching hanyalah salah satu dari beberapa metode yang sedang berkembang ranah pendidikan Indonesia. Namun efektivitas dan efisiensinya tergantung pada semua komponen, yaitu objek, pelaku, situasi, dan kondisi pembelajaran. Oleh karena itu, sebelum menerapkan metode pembelajaran ini, guru hendaknya menganalisi terlebih dahulu terhadap semua daya dukung yang mampu membantu terlaksanya metode ini.


3.2 Saran
1.      Untuk pemerintah, hendaknya pemerintah segera mensurvei perkembangan siswa saat menerima pelajaran melalui metode ini. Dengan begitu, pemerintah bisa mengambil tindakan tegas untuk pengembangan metode ini kedepannya. Jika tidak, maka metode ini hanya akan menjadi angin lalu dan bangsa ini kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan sumber daya manusianya.
2.      Untuk pendidik, hendaknya pendidik belatih dengan tekun untuk menjalankan metode ini. Dengan begitu, sesuai dengan kelebihannya, hypnoteaching akan menjadi metode yang baik untuk peningkatan kecerdasan siswa. Jika tidak, hasil dari metode pembelajaran ini tidak akan maksimal.
3.      Untuk wali murid, hendaknya mendukung adanya pengembangan metode pembelajaran hypnoteaching ini. Dengan adanya dukungan masyarakat,  metode ini dapat diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah. Jika tidak, guru akan ragu untuk menerapkan metode ini karena takut wali murid akan memprotes tindakan mereka.


Daftar Rujukan

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Hajar, Ibnu. 2011. Hypnoteaching. Jogjakatra: DIVA Press.

Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran, (Online), (http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/), diakses 10 November 2013.

Hidayat, Fauzi. 2012. Hypnoteaching, (Online), (http://renungan-hidayat.blogspot.com/2012/03/hypno-teaching.html), diakses 18 Desember 2013.

Muslim, Novrizal Bin. 2013. Hypnoteaching “Menggunakan Rangkaian Kata Sugesti Pada Proses Pembelajaran Cemerlang”, (Online), (http://www.slideshare.net/novrizalbinmuslim/buku-ajar-hypnoteaching-2013-revisi), diakses 10 November 2013.

Sank, Ridwan. 2013. Hypnoteaching “Rahasia Melipatgandakan Daya Magnetis Guru”, (Online), (http://www.ridwansank.com/?Hypnoteaching%26nbsp %3B), diakses 18 Desember 2013.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar